Senin, 09 Juli 2012

Laporan Praktikum Iktiologi Ikan Kurisi

LAPORAN PRAKTEKUM
IKHTIOLOGI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA    : Ode Rafsanjani Rajun
NPM             : 2011 05 167





FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM
AMBON 
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya memberi saya kesehatan dan rizki sehingga saya dapat menyusun Laporan praktikum dengan judul " Ikan Kurisi (Nemipterus Nematophorus)” disusun sebagai salah satu syarat untuk tiket masuk ujian ikhtiologi tertulis
Laporan ini disusun berdasarkan pada hasil praktikum di laboratorium UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON yang dilakukan pada bulan  juli 2012

Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pada pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi saya, pembaca dan semua pihak yang
memerlukannya.


Ambon, 7 Juli, 2012

Penulis 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
B.    RUMUSAN MASALAH
C.    TUJUAN
BAB II TUJUAN PUSTAKA
A.    SISTEMATIKA IKAN KURISI SEMPEL DARI TINGKAT FILUM-SPESIES
B.    DISTRIBUSI IKAN DAN HABITAN IKAN KURISI
C.    ASPEK BIOLOGI IKAN KURISI
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN
B.    SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Di Indonesia, jumlah spesies ikan diperkirakan  lebih dari 2000 jenis. Dari jumlah spesies tersebut , baru diperkirakan baru 400 spesies yang mempunyai nilai ekonomi dibidang perikanan, dan dikatagorikan dalam 5 kelompok, yaitu : ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan karang, ikan hias,  dan ikan demersal (dahuri, 2003).
Ikan terdiri dari banyak sekali spesies di dunia yang memiliki kekhasan tersendiri dan yang telah berhasil diidentifikasi para ahli ikhtiologi di dunia ini ada sekitar 20.000 – 40.000 spesies. Bahkan ratusan spesies diantaranya telah memiliki varietas atau strain yang mencapai ratusan varietas.
Terutama sekali dari spesies ikan yang telah berhasil dibudidayakan dan populer di dunia salah satu contohnya adalah ikan kurisi (Nemipterus Nematophorus).
Ikan kurisi (Nemipterus Nematophorus) adalah ikan dumersal yang hidup pada kedalaman 10-50m. Ikan kurisi (Nemipterus Nematophorus) adalah salah satu ikan yang buas makanannya organisme dasar seperti cacing, udang, mollusca ikan ini dapat ditangkap dengan menggunakan trawl, cantang dan sejenisnya, bermacam-macam pukat tepi dan pancing.






B.    Rumusan masalah
1.    Bagaimana sistematika ikan kurisi dari tingkat fhilum-spesies ?
2.    Mengetahui distribusi ikan dan habitat ikan kurisi ?
3.    Mengetahui aspek biologi ikan kurisi ?

C.    Tujuan
1.    Memahami sistematika ikan kurisi dari tingkat fhilum-spesies ?
2.    Memahami distribusi ikan dan distribusi ikan kurisi ?
3.    Memahami aspek biologi ikan kurisi ?



















BAB II
TUJUAN PUSTAKA

A.    SISTEMATIKA IKAN SEMPEL DARI  TINGKAT FILIM-SPESIES
Ikan Kurisi mempunyai nama internasional Threadfin Bream. Berikut ini adalah klasifikasi ikan Kurisi :
-    Filum        : Chordata
-    Sum filum     : Vertebrata
-    Klas         : Pisces
-    Sub Klas     : Teleosei
-    Ordo         : Percomorpht
-    Sub Ordo     : Percoidea
-    Famli         : Nemipteridea
-    Genus         : Nemipterus
-    Spesies     : Nemipterus Nemaptophorus

B.    DISTRIBUSI DAN HABITAT IKAN KURISI

•    DISTRIBUSI IKAN KURISI
Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan konsumsi ikan adalah dengan diversifikasi produk hasil perikanan. Salah satu produk yang diharapkan bisa memberikan penetrasi pasar adalah produk bakso ikan diakarenakan kebudayaan masyarakat Indonesia yang sangat menyukai bakso.
Bakso ikan didefinisikan sebagai produk makanan berbentuk bulatan atau lain, yang diperoleh dari campuran daging ikan (kadar daging ikan tidak kurang dari 50%) dan pati atau serealia dengan penambahan atau makanan yang di inzinkan ( Nurfianti, 2007).Ikan yang digunakan adalah ikan kurisi (Nemipterus nematoporus).
Ikan ini merupakah hasil tangkap sampingan yang jarang dimanfaatkan sehingga memiliki harga yang relatif murah. Ikan kurisi dipilih karena memiliki protein yang tinggi berkisar 16,85%.
Distribusi ikan kurisi meliputi bagian utara selat jepang, secara luas ditemukan di Indo-pasifik (Masuda, 1984), (allen, 1985) menyatakanbahwa ikan ikan ini selain penyebarannya di Indo-pasifik juga trdapat ditimur afrika, kepulauan hawai, utara ryukyu, kepulauan ogasawara, australia selatan,  dan atlantik tenggara.
Dalam pemanfaatan sumberdaya ikan kurisi, perlu diperhatikan pengembangan penelitian dan pengelolaannya atau bagaimana tindakan manusia untuk mempetahankan serta meningkatkan pemanfaatannya agar mendapat hasil yang maksimal dengan mempertahankan keseimbangan produksinya.  Oleh karena itu aspek biologi merupakan hal yang penting untuk diketahui sebagai langkah awal untuk menuju pada penelitian dinamika populasi yang pada akhirnya merupakan dasar utama.
Hampir diseluruh dunia terutama di Indonesia, Thailand, Fhilifina dan dapat dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering dan nilai jual juga rendah. Di jepang sendiri ikan tersebut bisa dibuat menjadi surimi, dan di Indonesiapun para sebagian masyarakat menggunakan ikan kurisi untuk membuat bakso terutama para nelayan-nelayan yang tinggal dipesisir pantai.

Penyebaran ikan kurisi sampir  diseluruh perairan indonesia hingga teluk siam, laut arafura dan di fhilifina.

•    HABITAT IKAN KURISI
Ikan kurisi ditemukan pada kedalaman 100 m (masuda, 1984). menurut allen  (1985), ikan ini terdapat pada lingkaran laut pada kedalaman mencakup 100-330 m. Habitatnya ddaerah karang dan diarea berbatu-batu dngan kedalaman minimal 100 m. Myers (1991) mengatakan bahwa ikan ini ditemukan pada kedalaman 90-360 m.

•    ASPEK BIOLOGI IKAN KURISI
Ikan kurisi bersifat dioecious yaitu organ reproduksi jantan dan betina terbentuk pada individu berlainan.Fertilasi terjadi secara eksternal yaitu perubahan telur pada sperma berlangsung diluar tubuh induk betina. Ikan ini bersifat karnifora, makananya seperti ekton, curustacea (daphnia spp) dan sontong (loligo spp) (allen, 1985).
M. Brojo, R. P. Sari mengatakan bahwa aspek Biologi reproduksi ikan kurisi (Nemipterus tambuloides Blkr.) uang didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan Labuan, Pandeglang.
Fekunditas ikan kurisi berkisar antara 37.859 – 309.500 butir telur dengan diameter telur berkisar antara 3-40 mm, diduga tipe pemijahan ikan kurisi adalah partial spawner, dan bulan Agustus – September merupakan puncak pemijahan ikan kurisi karena ikan kurisi betina di dominasi oleh TKG 4 berdasarkan penelitian beranama Bayu Adiwinoto di Kepulauan Seribu jakarta utara.
Berdasarkan hasil pengamatan dan data di atas dapat disarankan untuk mengurangi aktivitas penangkapan pada bulan pemijahan serta pengaturan ukuran mata jaring yang tidak boleh lebih kecil dari ukuran ketika ikan kurisi pertama kali matang gonad yaitu 25 cm, untuk menjaga kelestarian populasi ikan kurisi di Kepulauan Seribu.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan Kurisi (Nemipterus Nemaptophorus) di perairan Indonesia telah memenuhi potensi ikan diperairan Indonesia.

Penyebaran ikan kurisi (Nemipterus Nemaptophorus) sangat baik dimanca negara baik segar maupun kering dan ikan tersebut dapat diole oleh masyarakat menjadi ikan asin ataupun bakso daging.

B.    Saran
•    Pemerintah hendaknya mengadakan penyuluhan-penyuluhan kepada para nelayan dipesisir pantai Indonesia untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi sumberdaya ikan yang ada di perairan Indonesia, sehingga diharapkan nelayan tidak terlalu mengeksploitasi sumberdaya ikan di perairan Indonesia.

•    Perlu adanya pembatasan terhadap jumlah alat tangkap yang beroperasi dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan.  
DAFTAR PUSTAKA

Sumber www.google.com
Buku biologi 100 ikan laut ekonomis penting di Indonesia